Kenapa Kita Harus Berdo'a ? Apakah do'a Itu Sangat Penting?
Galau, tertimpa musibah, atau urusan-urusan lain baik yang berhubungan dengan urusan duniawi maupun akhirat, pada hakikatnya adalah ciptaan Allah subhânahȗ wa ta’âlâ.
Sehingga Allah sendiri yang akan mampu bekerja menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh hamba-Nya. Ikhtiar manusia secara lahiriah merupakan media pelengkap sebagai makhluk kasat mata yang memang sepatutnya berusaha seperti demikian. Berapa banyak orang yang sama-sama bekerja keras mencari uang? Antara si A dengan si B misalnya, mungkin dalam hal peras otak dan keringatnya sama, namun di antara usaha mereka berdua hasilnya tidak sama. Jawabnya karena ada faktor x yang mempengaruhi itu. Latar belakang akademisi, skill, dan lain sebagainya bertindak sebagai perantara (wasilah) saja.
Meyakini ada faktor tidak kasat mata inilah, kita perlu tahu bahwa terdapat dzat yang maha pengatur aneka macam kejadian tersebut, mulai rezeki, mati, keruwetan lika-liku hidup atau apa pun bentuknya, ada dzat yang mengatur yaitu Allah subhânahȗ wa ta’âlâ. Dalam al-Qur’an dikisahkan bagaimana cerita Nabi Zakariya yang sudah tua renta, di usianya yang ke-90 dan istrinya yang mandul, setelah ia berdoa, kemudian diberi keturunan oleh Allah berupa anak yang diberi nama Yahya. Seperti pula Nabi Musa yang lari meninggalkan kaumnya. Setelah ia berdoa, selain mendapatkan tempat perlindungan yang layak, ia juga ditemukan jodohnya. Dan cerita lain sebagainya.
Sebagai makhluk berakal, tentu kita mempunyai keinginan yang beraneka ragam. Utang bisa lunas, mempunyai anak yang patuh, dan sejenisnya. Allah memberikan solusinya, yaitu dengan cara berdoa, memohon kepada-Nya. Dalam Al-Qur’an, Allah subhânahȗ wa ta’âlâ berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan bagi kalian’.” (QS Ghâfir: 60).
Menurut as-Sadiy, kalimat ud’ûnî di atas mempunyai arti mintalah kalian niscaya akan aku kabulkan. Pendapat as-Sadiy ini selaras dengan cerita Qatadah yang bersumber dari Ka’b. Di antara tiga keistimewaan umat Muhammad dengan umat sebelumnya adalah, jika kalimat perintah berdoa pada Nabi Muhammad berbentuk jama’ (plural) kepada semua umatnya. Sedangkan perintah yang turun pada nabi-nabi sebelumnya, frasa perintahnya hanya berbentuk tunggal (mufrad) kepada para nabi saja sebagaimana pada kalimat berikut ini: اُدْعُنِيْ أَسْتَجِبْ لَكَ Artinya: “Berdoalah kamu, niscaya akan Kukabulkan bagimu.”
Dari ayat di atas, kita dapat mengambil pelajaran, walaupun Allah mahapengatur, namun Allah tidak menutup celah bagi hamba-Nya untuk menyampaikan uneg-uneg atas segala keinginan yang ingin dicapai hamba. Oleh karena itu, Allah menyuruh berdoa, sebuah ritual penyampai usulan hamba kepada Tuhan-Nya.
DAHSYATNYA DOA ANAK YATIM
Dalam Islam anak yatim mempunyai tempat istimewa, sehingga kita harus memuliakannya. Doa anak yatim merupakan salah satu doa yang mustajab. Sesuai sabda Rosulullah Saw.
“Ada seseorang yang datang kepada Rosulullah Saw dan mengeluh kekerasan hatinya. Nabi pun bertanya, “Suka kah kamu jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi? Kasihanilah anak yatim, usaplah wajahnya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi” (HR. Ath-Thabrani)
Hadist tersebut menunjukkan bahwa dengan berbuat baik dan merawat Anak yatim yang memang membutuhkan akan memberikan manfaat bagi kita. Dengan berbuat baik pada anak yatim, niscaya kebaikan tersebut juga akan kembali kepada kita dalam bentuk yang tidak kita duga-duga.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa anak yatim adalah anak yang harus dirawat, dikasihi dan disayangi dan merupakan seorang yang istimewa dalam Islam, maka berbuat baik kepada anak yatim juga mendatangkan berbagai manfaat bagi kita.
Salah satu manfaatnya adalah jika anak yatim tersebut mendoakan kita, maka doa tersebut akan lebih mungkin dikabulkan oleh Allah SWT. Karena doa anak yatim adalah doa yang mustajab dan didengarkan oleh Allah SWT.
Selanjutnya, dengan berbuat baik kepada anak yatim juga akan mendatangkan pahala serta ganjaran yang setimpal. Tanpa anak yatim tersebut mendoakan, merawat mereka dengan baik adalah suatu perbuatan terpuji yang tentu akan sangat disukai oleh Allah SWT.
Dengan begitu, maka Allah akan memberikan ganjaran yang akan bermanfaat bagi kita, baik di dunia serta di akhirat nanti. Dengan begitu kita juga akan mendapatkan keberkahan hidup yang luar biasa. Sebaliknya, ketika kita berbuat tidak baik pada anak yatim, akan diberikan ganjaran yang setimpal pula bagi kita.
Dari sini jelas bahwa berbuat baik dan merawat anak yatim adalah sesuatu yang utama bagi muslim. Dengan berbuat baik, kita akan mendapatkan berbagai keberkahan termasuk di doakan oleh anak yatim tersebut.
Anjuran Rasululloh Tentang D'oa Berjamaah
Ada pun berdoa berjamaah merupakan anjuran dari Rasulullah Saw sebagaimana Hadits Riwayat Imam Thabrani sebagai berikut :
Dari Habib bin Maslamah Al-Fihri RA, ia adalah seorang yang dikabulkan doanya dan berkata: Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda :
“Tidaklah berkumpul suatu kaum muslim yang sebagian mereka berdoa, dan sebagian lainnya mengamininya, kecuali Allah mengabulkan doa mereka.” (HR. al-Thabarani)
Bahkan dalam riwayat Imam Al-Dailami disebutkan bahwa orang yang berdoa dan mengaminkan berserikat dalam pahala.
“Dari Ibn Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang berdoa dan orang yang membaca amin sama-sama memperoleh pahala.” (HR. al-Dailami ).